“Kalau besar mau jadi apa, Dek?” demikian biasanya mommy suka bertanya kepada buah hati.
Dan namanya juga masih balita, jawabnya bisa macem-macem ya. Ada yang bilang, “Pengin jadi dokter,” “Pengin jadi pilot,” “Pengin jadi Presiden,” dan lain-lain.
Mereka yang masih polos pastinya tidak tahu kalau untuk menjadi apa yang mereka inginkan butuh upaya yang tidak mudah. Butuh sekolah yang tinggi.. ketekunan belajar… dan tentu butuh biaya besar!
Mommy-nya pasti tahulah!
Yang kebanyakan orang tidak tahu adalah bagaimana menyiapkan biaya pendidikan buah hati secara cermat dan cerdas.
Cermat karena penuh perhitungan berdasarkan data. Tidak asal. Cerdas karena melibatkan Pihak lain untuk menjamin kepastian ketersediaan dana.
Di halaman ini kita akan mengetahui bagaimana menghitung biaya pendidikan si kecil secara akurat berdasarkan data dengan konsep future value of money dan sekaligus menciptakan jaminan kepastian ketersediaan dana tersebut apapun yang terjadi. Sekali lagi, apapun yang terjadi!
Mommy, setidaknya ada 3 langkah yang harus dilakukan untuk mempersiapkan dana pendidikan, dalam hal ini biaya kuliah. Yaitu:
First thing first.. Mengetahui besarnya kebutuhan dana pendidikan ini mutlak diperlukan sebagai langkah awal untuk membuat perencanaan.
Meskipun hanya berdasar estimasi, ini akan menjadi Rencana Keuangan masa depan yang ingin dicapai.
Untuk mengetahui berapa besarnya kebutuhan dana kuliah, Mommy harus mengetahui hal-hal berikut:
Untuk pertanyaan poin pertama, ‘rencana mau kuliah dimana’, biasanya banyak orang tua yang belum punya gambaran. It’s OK. Tidak apa.
Untuk poin kedua, ‘berapa biaya kuliah saat ini’, berikut saya sajikan data biaya kuliah dari Universitas Indonesia yang diambil dari situs Kompas.com. Data ini sebagai gambaran saja supaya Mommy bisa memahami teknis perhitungannya.
Biaya kuliah diatas belum termasuk biaya kost, fotokopi, modul kuliah, workshop dan juga biaya hidup anak.
Anggaplah biaya hidup anak, buku, dll besarnya 5 juta per bulan atau 30 juta per semester (6 bulan) dan jika ditambah Biaya Pendidikan untuk Range UKT Sedang Rp.7.500.000, maka totalnya jadi Rp.37.500.000.
Bener ya? Ini adalah dana yang harus disiapkan per semesternya, saat ini.
Dan, jika untuk lulus sarjana S1 butuh 8 semester, berarti dana yang harus disiapkan adalah Rp.37.500.000 x 8 = Rp.300.000.000. Dan ini menjadi jawaban untuk pertanyaan poin kedua diatas.
Poin ketiga, ‘berapa perkiraan biaya kuliah x-tahun lagi saat anak masuk kuliah’ . Tentu untuk menjawab ini, kita perlu tahu usia anak saat ini. Oke, anggap saja saat ini Adek usianya 5 tahun sehingga akan masuk kuliah 13 tahun lagi, pas saat usianya 18 tahun nanti.
Yuk kita hitung…
Saya menggunakan aplikasi Android financial calculator untuk menghitung biaya kuliah 13 tahun yang akan datang jika tingkat inflasi biaya pendidikan 3,81% (menurut data dari CNBC Indonesia).
Saya masukan angka 300.000.000 (tanpa tanda titik) di baris Present Value, kemudian saya masukan inflasi 3.81 di baris Annual Rate %, angka 13 di Periods, Compounding saya ubah menjadi Annually, dan kemudian klik tombol FV ( future value) dan ketemulah angka -487,787,580.13. Abaikan tanda minus-nya.
Artinya… biaya kuliah 8 semester di Universitas Indonesia ini yang saat ini diperkirakan sebesar Rp.300.000.000, kelak 13 tahun lagi dengan kenaikan rata-rata (inflasi) 3.81% per tahun, akan naik menjadi Rp.487.787.580, atau dibulatkan Rp. 500 juta.
Mommy boleh juga coba menghitung sendiri, kok. Berikut link donlod aplikasinya di Play Store: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.financial.calculator
Setelah mengetahui perkiraan kebutuhan dana pendidikan, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan Rencana Investasi untuk mewujudkan rencana keuangan tersebut.
Banyak cara untuk melakukan ini. Bagi Mommy yang suaminya berbisnis pasti lebih tahu bagaimana berinvestasi untuk mewujudkan dana tersebut.
Bagi yang tidak terbiasa berbisnis, alternatif pilihannya adalah dengan berinvestasi di logam mulia (emas), deposito, saham, atau di unit link yang khusus untuk investasi.
Ide sederhananya, berapa Mommy harus menabung (investasi) secara rutin per bulan selama 13 tahun sehingga pas anak usia 18 tahun, saat mau masuk kuliah, telah tersedia dana 500 juta.
Dengan menggunakan financial calculator yang sama, Mommy bisa hitung sebagai berikut:
Future Value, karena itu angka yang akan Mommy capai di masa mendatang. Kemudian masukan 5 di baris Annual Rate%, artinya bahwa investasinya menghasilkan 5% per tahun.
Selanjutnya, masukan angka 156 di baris Periods, artinya itu 13 x 12 bulan = 156 bulan. Dan terakhir ubah Compounding-nya menjadi Monthly. Klik tombol PMT (Payments) dan munculah angka -2,281.965.17 (abaikan tanda minusnya).
Artinya begini… Jika Mommy rutin menabung (berinvestasi) sebesar Rp.2.281.965.17 atau dibulatkan Rp.2.300.000 per bulan, selama 13 tahun (atau = 156 bulan), dengan bunga (hasil investasi) 5% per tahun, maka diakhir tahun ke-13 akan terkumpul dana Rp.500.000.000.
Semoga mudah dipahami, ya..😁
Dengan konsisten dan berkomitmen tinggi melakukan Rencana Investasi ini, bisa dipastikan Rencana Keuangan untuk mewujudkan Dana Pendidikan Anak 13 tahun yang akan datang akan tercapai.
Selanjutnya, saya akan membahas sekilas rencana investasi di Unit Link, sebagai alternatif disamping berbagai instrumen investasi yang bisa Mommy pilih..
PRUlink Investor Account (PIA) merupakan program investasi dari Prudential yang selain berfokus pada perkembangan investasi juga memberikan manfaat tambahan berupa asuransi jiwa kepada nasabahnya.
Terdapat berbagai pilihan fund investasi seperti saham, obligasi, cash bond, dan lainnya. Untuk membuka akun ini, syarat penyetoran awal sebesar Rp.12.000.000 dan setoran selanjutnya minimal Rp.1.000.000.
Manfaat asuransi jiwa diberikan sebesar 125% dari setoran awal. Namun, dalam pembahasan ini, saya akan berfokus pada manfaat investasinya dalam kaitannya untuk mewujudkan rencana keuangan mempersiapkan dana pendidikan Rp.500,000.000 untuk 13 tahun yang akan datang.
Berikut adalah contoh rencana Investasi menggunakan PIA, dimana setoran awal Rp.12.000.000, dan melakukan penyetoran sebesar Rp.2.300.000 per bulan secara rutin (atau kalau disetahunkan sama dengan Rp.27.600.000
Perhatikan kolom ‘Estimasi Nilai Tunai’ pada kolom ‘Rendah’ yaitu 5%. Pada akhir tahun ke-13 terdapat saldo sebesar Rp.507.275.000. Artinya, target dana pendidikan 500 juta bisa tercapai!
Selanjutnya, diawal tahun 14, Mommy bisa tarik saldo ini untuk kebutuhan membayar biaya kuliah. Dalam contoh hitungan ini saya prakteknya tidak harus seperti itu, tetapi menarik dana sesuai gambarkan per tahun menarik dana 125 juta. Tentu, dalam kebutuhan.
Yang perlu Mommy pahami, ini merupakan investasi yang tentu saja hasilnya tidak bisa dipatok pasti sebagaimana deposito. Bisa saja hasil investasi lebih dari 5% per tahun atau sebaliknya lebih rendah.
Dalam keadaan ekonomi yang positif, bisa saja hasil investasi tembus 9% per tahun. Jika ini terjadi, tentu saldo diakhir tahun ke-13 akan bisa lebih besar dari 500 juta, yang dalam tabel, saldo di kolom ‘Sedang’ atau 9% adalah sebesar Rp.688.453.000.
Mari Mommy pikirkan, kira-kira hal apa sajakah yang bisa membuat rencana investasi ini gagal? Yang dengan demikian, berakibat target rencana keuangan 500 juta tidak tercapai.
Sudah pasti… jawabannya adalah resiko kehidupan. Saat pencari nafkah sehat-sehat saja dan terus berpenghasilan, maka rencana investasi tersebut bisa secara konsisten dilakukan.
Berbeda halnya jika ditengah perjalanan waktu, Pencari Nafkah mengalami musibah, seperti terkena sakit berat, mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap sehingga tidak mampu lagi bekerja, atau bahkan.. meninggal dunia.
Maka disinilah perlunya Rencana Asuransi, sebagai jaminan yang mengawal dan melindungi Rencana Investasi, sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada Pencari Nafkah, target Rencana Keuangan tetap bisa diwujudkan.
Berapa besarnya nilai perlindungan asuransi ini? Pencari Nafkah dilindungi dari faktor resiko apa sajakah? Berapa biaya premi untuk mendapatkan jaminan perlindungan ini?
Mari kita simulasikan….
Simulasi Rencana Asuransi
Sebut saja namanya Pak Bijak, pria berusia 30 tahun, pekerjaan pedagang, dan tidak merokok.
Saya buatkan simulasi perlindungan senilai 500 juta dan dilindungi terhadap resiko kecelakaan, sakit berat / kondisi kritis, dan resiko meninggal dunia. Dan berikut hitungan biaya preminya per bulan (klik gambar).
Dalam simulasi ini, Pak Bijak cukup membayar biaya premi sebesar Rp.500.000 per bulan sebagai premi minimal, dan mendapatkan perlindungan sebagai berikut:
Lebih detail tentang manfaat-manfaat ini silahkan untuk menanyakan lebih lanjut ke saya.
Sederhananya begini…. Dengan perlindungan seperti ini, jika amit-amit Pencari Nafkah mengalami musibah seperti yang disebutkan diatas, akan mendapatkan manfaat sebesar kebutuhan rencana keuangannya untuk biaya kuliah yaitu Rp.500.000.000.
Dan tentunya, dana ini bisa disimpan dan digunakan pada saatnya untuk membiayai kuliah si buah hati.
Kesimpulan:
Dengan menerapkan teknik ‘Rencana Keuangan’, dan ‘Rencana Investasi’, Mommy bisa merencanakan biaya pendidikan (kuliah) secara lebih cermat karena berdasarkan data dan hitungan rumus future value of money akurat.
Serta dengan menambahkan ‘Rencana Asuransi’ merupakan langkah cerdas karena adanya perlindungan yang menjamin ketersediaan dana pendidikan jika terjadi hal-hal tidak diinginkan terhadap Pencari Nafkah.
Dan saya percaya Mommy bisa lebih tenang dalam mengasuh dan mewujudkan cita-cita Adek yang, “Pengin jadi Presiden.”
Kebayang, kan?
Jawaban dari beberapa pertanyaan yang sering diajukan ini bisa membantu Anda untuk lebih memahami Program ini.
Siapakah yang bisa memiliki Program ini?
Setiap warga negara Indonesia bisa mengajukan untuk menjadi peserta Program ini. Untuk warga negara asing memerlukan persyaratan khusus.
Apa persyaratan yang diperlukan?
Pengajuan hanya memerlukan kartu identitas yang masih berlaku.
Berapa lama proses pengajuannya?
Pengajuan biasanya memerlukan sekitar 3 hari kerja. Namun, jika calon peserta yang diasuransikan memiliki riwayat kesehatan tertentu terkadang membutuhkan waktu lebih lama dan diperlukan dokumen medical check up. Perusahaan tidak membebankan biaya untuk medical check up ini.
Bagaimana cara pembayaran preminya?
Pembayaran premi bisa dilakukan melalui transfer ATM, auto debet rekening/kartu kredit, atau setoran tunai ke bank, indomart, kantor pos, pegadaian, dan lain-lain.
Apakah tersedia pilihan program berbasis Syariah?
Ya, perusahaan kami menyediakan program perlindungan penghasilan berbasis syariah. Dalam pelaksanaannya, Perusahaan kami diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah dari MUI.
Apakah saya perlu mempunyai Asuransi Kesehatan juga?
Sangat disarankan untuk memiliki perlindungan biaya kesehatan untuk melengkapi perlindungan Anda. Bahasan terkait Perlindungan Kesehatan bisa diakses menu ‘Pilih Harta atau Nyawa’ diatas.